Option For Love [Part 3]


.

Judul: Option For Love [Part 3] 
Author: SweetLemon & Jeje's 
Genre: Romance, School Life, Friendship. 
Rating: PG15 
Length: series 
Main Cast: Choi Minho (Shinee)
Lee Jinki as onew (Shinee) 
Choi Jiho 
Lee Jibyung 
Other cast: Temukan sendiri 


 Sebenarnya ada yang baca gak sih? Dont be silent pliss!! Ini curahan keringat author dalam pengetikannya di ruang ber-AC (gubrak banget) lho TT_____TT tlg hargai ya. Disini lebih menonjolkan hoho couple karena mreka cast utama, yang mau byungki couple na mungkin belakangan ya. Jadi sabar! Dan terus ikuti perkembangan na! Happy read!
               ~Option Love~ 
-------------------------------------- 
Aku akan belajar mencintaimu kalau kau juga sudah terbukti sayang padaku. Karena memang kita saling mencintai.
 ................................ 
Previous part: "ya, kau sudah gila jiho, sudah gila. Minho menciummu dan kau diam saja, dan kau begini semua karena salah namja itu tapi kau diam saja. AAAAAAAA!!!!!" teriak jiho di dalam hatinya sambil mengacak rambutnya frustasi, sungguh ia seperti ingin gila karena namja bernama choi minho. Mau jadi apa sekolahnya besok? Sekali lagi karena namja bernama choi minho yang sambil tersenyum pulang menaiki mobilnya setelah pamit pulang pada ibu jiho tanpa ada rasa 'bersalah' 


 >>>>>> part 3 


 Kemeja hitam yang dilapisi dengan jaket berbulu putih, celana panjang kulit yang bercahaya diterpa sinar lampu saat malam dan heels tinggi yang memancarkan pesona kaki, rambutnya yang terurai gelombang menambah kesan seksinya. 


Disebelahnya terdapat kaos merah dan jaket hitam kulitnya, sepatu nyentrik berwarna kuning dan celana panjang jeans dipadukan dengan tali pinggang berwajah tengkoraknya, rambut yang diberi wax dan sedikit tertiup angin.


"tidak jelek juga style mu untuk datang ke tempat seperti ini" 


"kau pikir aku tak punya baju seperti ini? Cukup ikuti majalah saja aku bisa menciptakan beberapa style dari lemariku" 


"tchhh, ikat pinggang itu kau paksakan beli tadi sore kan?" sindir jibyung sambil mengaitkan jari telunjuknya pada celana onew menunjuk tali pinggangnya. 


"ya! Aku laki-laki! Jangan seenaknya kau berlaku seperti itu" Dengan dengusan kecil jibyung berjalan ke gang kecil menuju gang belakang, onew mengikutinya.


 "kenapa dari belakang?" onew penasaran. 


"kau mau ikut denganku atau ikut dengan mereka yang menikmati pesta dan tontonan yang diberikan?" jawab jibyung 


 "aku mengerti maksudmu, tentu saja dari belakang" onew senyum menanggapi. Jibyung juga ikut senyum melihat onew yang tersenyum, bibirnya membentuk sudut seperti itu secara spontan. 


Akhirnya mereka sampai pada depan pintu dan memasukinya. Jibyung sudah memperingatkan onew "terbiasalah disini walau baru pertama kali datang" Dan benar saja, walau mereka berada di ruangan terpisah alunan musik sudah dapat terdengar, entah volume berapa tapi teriakkan dan suara bising menikmati pesta memenuhi ruangan. 


 "Aku akan tampil, kau mau melihat sekeliling untuk info mu? Pakai ini" jibyung mengalungkan kartu tanda pengenal dengan nama yang berbeda dengan onew dan asal tulis namanya 'kimji'  


 "sekalian saja kau beri aku nama ddubokki" protes onew saat melihat nama yang tertera. 


 "ini hanya samaran, kau seperti pengawas klub ini. Tenang saja aku sudah kenal betul bis disini, jadi kau aman. Katakan pada mereka kau orang baru oke? Jadi kau akan aman" jibyung tersenyum sambil menepuk pundak onew. 


onew masih tak terima dengan nama samarannya yang aneh itu seperti nama makanan. 
"kau akan tampil? Tampil apa?" 


 "ini backstage, aku akan menari. Sekarang kekuarlah dan cari infomu jangan pedulikan aku" dan jibyung konsen pada dirinya dikaca merapikan matanya. 


Onew menuruti kata jibyung ia keluar dari ruangan itu dan berjalan untuk keliling. Alkohol sudah jadi minuman nomor satu pasti, wanginya sudah mengambang di udara dan tak ada seorang pun yang mengelak. 


 Bartender sibuk melakukan atraksinya, Dj yang memutar musik orang yang sibuk dengan pasangan ngobrolnya menari mengikuti suara beat sampai yang sibuk dengan 'kegiatan' pada pasangannya. 


Ya, itulah aktifitas mereka sehari-hari dan sangat cocok di tempat seperti ini. Tapi tidak diketahui umur berapa yang datang menikmati, tapi sampai yang tua mungkin ada. Onew segera menoleh ke arah panggung ketika ada suara yang tidak biasa, dimana semua orang sedang sibuk bergerombol dan saling membantu untuk menyoraki ke arah panggung. 


Siapa yang tampil sampai meriah begitu? Seorang yeoja berada diantara para pria, dari wajahnya dan konsep sudah tau ia akan membawakan tarian seperti apa (mirip hyunA-change pas keluar dari lift dan dancenya di lantai disco, bisa bayangin? Gak? Nonton lagi mvnya, wkwk) sungguh onew tidak percaya bahwa yang dilihatnya sekarang itu adalah jibyung 


 Mulai dari wajahnya yang berubah, style hingga tingkah lakunya. "Ternyata seperti ini" batin onew Badan yang meliuk-liuk dan power keseksian dapat terlihat jelas, sungguh luar biasa. Kalau onew tidak cepat-cepat sadar dari tujuan utamanya kesini mungkin ia juga akan ikut terlena. 


 "dia hebat bukan?" ujar salah satu bartender pada onew. 


Onew segera duduk di meja bar. "apakah aku mengenalmu?" tanya onew. "tentu saja! Aku temanmu, Lee taemin kelas 12-4 apakah ingat?" 


 "ohhh ternyata kau, kau bekerja disini??" 


 "part time, hanya membuat minuman. Sama dengan jibyung setelah ini biasa kami pulang bersama tapi sekarang tidak bisa. Aku lembur"


 "bukankah besok sekolah?" 


 "uang tidak sekolah" tukas taemin. 


 Onew melirik lagi ke arah panggung, oh? Ternyata jibyung bisa menyanyi juga. Sepertinya menyanyikan lagu mellow. 


 "bukankah dia dongsaeng yang hebat? Lihat saja tariannya walau tak sepandai aku" naris taemin sebentar 


 "apa dia selalu seperti itu?"


 "tergantung bos meminta seperti apa konsepnya"


 "apakah kali ini sexy bersama namja?" 


 "hey, kau pintar. Mau ikut kami kerja? Tapi sepertinya kau sudah jadi staff" tawa taemin, "minumlah, ini aku traktir kau pasti tak mau alkohol jadi orange saja cukup" 


 Sambil menyeruput jusnya onew melihat sekeliling, sepertinya tidak ada hal yang bisa disebut gawat karena ya.... Dimana-mana apalagi zaman sekarang semuanya juga sudah begini. "Apa disini pernah ada perkelahian?" karena jika dilihat tak ada jawaban sebaiknya onew bertanya langsung. 


 "perkelahian? Aku pernah dengar, katanya sih ada di sekitar sini. Tapi karena waktu itu sedang ujian, jadi.... Maaf ya aku tak tahu" 


 "jadi perkelahiannya sekitar tanggal ujian? Ujian kemarin ya?" 


 "aku tak tahu, sepertinya iya. Di koran tak ada berita, internet juga tidak ada. Bisa aja memang sebenarnya tak ada" 


 "taeminnnnnnnn~ berikan aku susu!, ppali! Aku hausss" teriak yeoja disebelah onew sambil duduk dan banyak peluh di sekitar tubuhnya. 


 "kau sudah selesai tampil? Woahhh, seperti biasa kau hebat" puji taemin. 


"aku ambilkan untukmu. Tunggu dulu ya" 


 "aku itu selalu hebat, hahahahhaha" senyum jibyung lalu membisikkan sesuatu pada onew


 "apa kau sudah mendapat yang kau cari?"


 -------------------- 


 @morning 


 "minseo-aaaaa~ jangan ganggu aku, aku mau tidur masih capek" pinta jiho memelas pada temannya yang dari tadi terus mengusiknya. 


 "hey! Kau mengenal minho sunbae? Tadi kau datang bersamanya kan? Ayolah! Apa kalian kenal?" ujar teman jiho antusias


 "ya!! Shin minseo! Sudah kukatakan hanya kebetulan! Ia melihat ku berjalan dan menawari tumpangan. Apakah kau tuli?" akhirnya kesabaran jiho habis. 


"tapi kan aku kaget saja, bisa semobil dengannya di mobil sekeren itu bukannya hebat? Terlebih dia tampan" Jiho kembali melanjutkan tidurnya, ia masih ngantuk padahal tak kurang tidur dan minseo hanya cemberut dan membaca lagi komiknya. Rapat-rapat disembunyikannya hal tentang pertunangan kalau tidak bisa gawat. Bukankah ia anak baru yang belum mau dapat masalah? 


 Jiho menengok ke jendela luar, apakah jibyung hari ini tak masuk? Setidaknya dia jarang sekali telat kecuali memang hujan dan keadaan lain. Kalau sudah datang pasti ada suara gosip tapi kali ini tidak ada. Apakah ia sakit hingga tak masuk?


 "tidakkah kau sudah tidur cukup kemarin?" minho membisikkan kalimatnya tepat di telinga jiho. Jiho bangun dari acara tidurannya di meja dengan kaget sambil menutup kuping kanannya, "ya! Kenapa kau bisa ada disini??" 


 "hey, aku sunbaemu. Mana sopan santunmu?" periksa minho pada kalimat jiho. 


"kalau aku hitung ternyata kita hanya beda 8bulan" jiho membenarkan. 


"berarti sudah cukup perbedaannya untuk kau panggil aku sunbae, atau mau oppa?" bisik minho kembali pada telinga jiho sambil tersenyum. 


 Pandangan sebal ada di wajah jiho tapi buru-buru ia hilangkan karena teman sekelasnya sudah memperhatikan sejak tadi. 


"pulang nanti tunggu aku, aku akan mengantarmu. Ekskul basketku tak lama" minho berlalu saja setelah selesai mengucapkan kalimatnya.
 Minseo memperhatikan jiho lalu berkomentar "ckckckck, jiho. Kau tak bisa bohong padaku, kau tak tahu? Kau seperti komik yang kubaca, kekekekekekkeek" Sekali lagi jiho hanya bisa berdengus kesal sambil menepok jidatnya. 


 "shhhh!! Katanya tidak lama?? Kenapa kau membuatku menunggu tuan choi?" jiho berjalan bolak balik di sekitar koridor ia ingin pulang cepat hari ini karena ada drama korea yang ingin ia nonton di tv, tapi sepertinya gagal karena harus menunggu choi minho yang katanya tak akan lama itu. 


 "hahahah iya aku tahu, tentu saja hahahaha!" jiho menengok pada orang yang sedang berbicara sambil tertawa. Tidak asing suaranya lagi dialah choi minho yang sedang berjalan dengan santai dengan teman setimnya. 


 "baiklah, aku pulang dulu. Sampai jumpa!" teriak teman minho dan mereka berpamitan. Ketika minho mendatangi jiho, wajah jiho sudah ada dua kerutan sebal. 
 "wae? Bukankah aku tak lama? Setelah selesai aku langsung kesini kok" minho sedikit menunduk untuk melihat wajah jiho karena memang tingginya agak jauh beda jadi harus disamakan. 


 Jiho mendongak dan berwajah galak pada minho, ia menginjak kaki minho dengan sangat keras. "arrgghhh!!! Ya! Choi jiho!! Kau gila?? Kenapa kau menginjak kakiku??" bentak minho, ia segera mengangkat kakinya dan mengelus telapak kakinya ya siapa tau dapat mengurangi rasa sakit walau tak mungkin sekali.


 "kau bilang sebentar?? Ini lama! Sudah terlambat 25menit ishh! Aku tak mau menunggumu lagi, aku mau pulang. Antarkan aku!!" kali ini jiho lebih galak dari minho, dari wajahnya sudah terpampang betapa kesalnya ia dan minho mau tak mau tetap mengikutinya. Mungkin salah ia juga sampai membuat jiho marah seperti itu. 


 Sesampainya dirumah jiho segera mengambil remote tv dan mengobak abik channel padahal ayah jiho baru saja mau nonton. 


"kalian sudah pulang? Gimana sekolahnya?" ibu jiho bertanya pada minho yang baru saja masuk setelah merapikan sepatunya.
 "jiho..... Appa mau nonton dong" melas ayah jiho. Mungkin karena capek setelah pulang kerja. 


"annyeong, baik-baik saja ahjumma" minho tersenyum sambil memberi salam. Tiba-tiba, Satu rumah hampir dibuat lompat oleh jiho, ia baru saja membanting remote ke atas karpet. 


"YA! Otak udang!! Baik apanya?? Semuanya tak baik!! Karena kau lama aku jadi ketinggalan drama yang aku ingin nonton. Padahal itu sudah mau tamat, salahmu yang membuatku menunggu, aku membencimu! Benci! Aku tak mau pulang dan pergi denganmu lagi!" setelah selesai ngomel jiho segera naik ke kamarnya tanpa berucap apa-apa lagi. 


 Ayah jiho sedang mengelus dadanya, ternyata anaknya bisa marah seperti itu juga. Satu rumah terdiam karena bentakkan jiho pada minho. Suasananya sedikit runyam. 


 "aishhhh, itu pasti karena idolanya di tv. Ia sedang main drama jadi ingin cepat pulang untuk nonton, dan begitu telat jadi seperti itu, sudah minho-a kau sabar saja. Bentar lagi juga dia tak akan marah lagi" ujar ibu jiho lembut.


 "tv ku......" ayah jiho memungut remote yang baru saja anaknya lempar, ia mengelus remotenya depan belakang, mungkin karena sayang pada tvnya yang mahal.


 "duduklah, sebentar lagi baru pulang" suara nenek akhirnya terdengar, mungkin hanya nenek satu-satunya yang tak kaget lagi karena ia sudah kenal baik jiho seperti apa. Tapi minho masih mematung, disangka jiho hanya orang bodoh dan tulalit pasca pertama kali kenalan waktu itu, tapi ternyata tidak, kali ini ia yang diam 


 "Huhuhuhuhu...... Aku tak mau nonton di komputer, tidak mau tidak mau" jiho berputar-putar di kursi komputernya. Terpaksa ia menonton dari komputer, meloadingnya dahulu. Kenapa tidak mau? Apakah puas nonton di layar yang besarnya cuman berapa cm sedangkan tvmu berpuluh kali lipat lebih besar? Terlebih untuk menonton idola tercinta.


 "aku bahkan lebih tampan dari choi minho shinee mu itu" cibir minho. 


 "keluar dari kamarku, aku muak melihatmu" perintah jiho sambil mendorong minho keluar. 


 "mianhae, aku tak akan membuatmu menunggu lagi" minho mengucapkannya sambil malu-malu mungkin gengsi kali ya.


 "kau lebih tampan? Wow banget, walau nama dan wajah hampir mirip tapi TIDAK akan bisa kau menandinginya"


 "ya.... Jiho ya~ tidak seharusnya kau begitu pada tunanganmu. Apalagi membandingkan" minho mengalungkan lengannya pada  pinggul jiho dengan mesra. 


 "lepas sebelum aku marah ya, atau aku akan teriak" ancam jiho.


 "siapa yang akan menolong? Keluargamu justru akan senang kita akan menikah ini nantinya" Dan jiho akhirnya pasrah juga. Tentu saja, justru keluarganya akan senang kalau mereka melihat dirinya dan minho seperti ini. Minta tolong pun percuma. 


 ------------------------- 


"Kemarin mantanmu datang lagi" ucap teman minho. 


 "oh ya? Apakah dia menanyakanku pada kalian?"


 "tentu saja, dan kami jawab saja kau sudah pulang" 


 "apa kau yakin mau putus gitu aja dari mantanmu? Yahhhh tunanganmu memang tidak jelek tapi kan..... Sudah hampir satu tahun" sambung teman minho yang lain. 


 "jadi kalian maunya aku seperti apa? Lagipula ibu tidak suka padanya, kau pikir bisa melawan pikiran ibu dengan mudah?" "kalau menurutku mending lanjutkan aja pertunanganmu, aku tak suka dengan mantanmu, dia manja. Tak bisa kubayangkan punya kekasih yang seperti itu" kim kibum yang akrab dipanggil key baru saja datang dan langsung menyambung pembicaraan. 


Minho kembali merenung sendirian. Berkutat dalam pikirannya. Sudah 2bulan pertunangan minho dan jiho berjalan, nampaknya baik-baik saja. Tapi kemarin mantannya datang, apa yang ia mau? Apakah mau minta kembali? Atau minta pertunangan ini dibatalkan saja? Minho juga masih tak ada rasa dengan jiho padahal sudah 2bulan mereka menghabiskan waktu bersama layaknya sepasang kekasih. 


 "ya ya ya, nanti ku pikirkan lagi. Tapi awas ya mulut bocor kalian" ancam minho pada temannya. "tenang, hanya kami yang tahu" key mengangcungkan jempolnya ke depan wajah minho. Minho menghormati keinginan jiho, ia pun berusaha untuk tak membocorkan rahasia pertunangan mereka yang setengah mati jiho jaga. 2bulan bersama layaknya pasangan? Tidak, ada 1kata yang kurang dalam kalimat itu. Yang benar '2bulan bersama layaknya pasangan backstreet' 


 "minho ya.... Kalau kau backstreet terus kapan bisa sukanya? Perasaan cintamu tak akan muncul juga, apalagi kalau kau tak menganggapnya kekasih" key protes pada minho. 


Mereka tak pernah dekat di sekolah, terakhir kali mengobrol di sekolah hanya saat ia meniup kuping jiho. 
 "jadi aku harus bagaimana? Apakah aku harus menerimanya?" tanya minho pada key. 


 "tentu saja, sana! Ajak dia ke kantin!" pukul key pada pundak minho. 


"kalau ia menolak?" minho takut-takut bertanya lagi. 
"dia tak akan menolak! Kemana rasa percaya dirimu dan sifat kerenmu yang dulu? Apakah kau sudah berubah menjadi perempuan?" cibir key kesal karena pertanyaan minho. 
"ya baiklah, aku mengerti. Cih" akhirnya minho berjalan sambil mengantungkan tanganya kedalam saku celana menuju kelas jiho. 


 Jiho yang sedang konsen membaca majalah bersama temannya menengok ke arah pintu kelas karena ada yang memanggilnya. 
"jiho, ayo kita ke kantin. Aku tak punya teman, sebentar saja" pinta minho. "yalah, dasar gak punya temen" jiho pamit pada temannya dan menemani minho ke kantin.


 "kupikir kau akan menolak ajakkan ku" 


 "karena menolak itu yang justru akan membuat orang curiga jadi aku ikut aja" Minho menengok ke arah jiho, jiho tersenyum padanya. 
Dan barulah ia sadar ternyata selama ini jiho sudah bersikap manis dan baik padanya. Apakah dia sudah terbiasa? Atau memang menerima adanya pertunangan ini? 


 "jadi? Kau mengajakku kesini mau beli apa?" jiho mengintropeksi minho. Karena setelah sampai kantin, mereka hanya berdiri tanpa melakukan apa-apa.


 "errrr..... Kau mau makan apa? Aku akan traktir, tiba-tiba saja aku juga tidak lapar" minho memcari alasan untuk kekuar dari kecanggungan ini.


 "hey! Kau tahu sekali aku mau apa! Aku mau es krim" senyum jiho, ia segera pergi ke lemari pendingin dan memilih es krim yang ia inginkan. 


"apakah kau juga mau?" tawar jiho.


 "aku mau yang sama denganmu" jawab minho.


 "andwe! Aku sudah pilih ini duluan, pilih yang lain sana!" protes jiho. 


"tapi aku juga suka yang kau mau!" bantah minho.


 Jiho cemberut, mengerucutkan bibirnya. Akhirnya ia mengambilkan yang sama dengan miliknya untuk minho. 


"jangan tak ikhlas seperti itu" minho menggeleng karena melihat ekspressi jiho. Harusnya minho menghabiskan waktu bersama jiho lebih awal, karena ternyata seru juga. Ia bisa melakukan hal menyenangkan dan mengerti jiho sedikit demi sedikit. Mulai dari belajar bersama di perpustakaan, mereka beradu mulut untuk menggunakan rumus ini dan itu hingga ditegur karena berisik sekali. Makan bersama dengan teman minho saat istirahat, dan tentu saja minseo ikut. Jiho tak tega meninggalkan temannya sendirian di kelas. Kalau diperhatikan, sungguh kakak dan adik kelas yang akrab. Jiho juga senang dapat kenalan dengan teman minho yang lainnya.


 "yaaa, gimana? Sudah seminggu kau menghabiskan waktu seperti itu. Bukankah lebih menyenangkan ketibang backstreet?" ucap key sambil jalan ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi. 


 "yalah, kali ini aku mendengar apa katamu. Memang menyenangkan"


minho juga membenarkan perkataan key. Harinya lebih berwarna karena ditemani jiho seperti itu. 


 "ohh? Jibyung? Hai" key menyapa jibyung yang berpas-pasan di koridor. 


 "nde, annyeong" jibyung melirik ke arah minho. 


 "ya! Kenapa wajahmu seperti itu? Kau sengaja?"


 "hahaha, tentu tidak minho-ssi" tawa jibyung 


"ohh? Sudah bisa tertawa rupanya?" minho mencibir jibyung "kau mau kupukul?" sinis jibyung. 


"kalian tetangga! Jangan seperti itu!" lerai key 


 "ya! Jibyung-a! Jangan kau tinggalkan aku! Jalan pelan sedikit kenapa??" onew berlari mendekati jibyung. 


"onew? Kenapa wajahmu?" minho bingung dengan wajah onew yang penuh lebam dan luka. 


 "beginilah resiko orang yang mencari kebenaran" onew narsis sambil menunjukkan sedikit posenya. 


"cihh, kalau tak kutolong sekarang kau sedang terbaring dirumah!" jibyung tak suka dengan kenarsisan onew. 


 Dan begitulah, berlanjut dengan damai kehidupan sekolah yang didambakan setiap orang. Tapi kehidupan tidak selalu baik pasti ada masalahnya juga. Tergantung kau kuat untuk menghadapinya atau tidak. 


 "wajahmu tak apa? Apakah masih sakit?" jiho merawat luka onew dengan hati-hati. Mengobati lukanya dengan obat merah menggunakan kapas. 


"padahal kemarin kita sudah hampir mendapatkan jawabannya." onew masih sibuk membaca kertas yang ia pegang. Setelah kasus pertama selesai ia mendapat kasus lain, dan ia memenangkan uang tunai yang tak bisa dibilang sedikit plus masuk tv koran dan majalah. Namanya cukup tenar di beberapa mata masyarakat. Dan ia menjadi kebanggaan orangtuanya. 


 Onew memandang jibyung yang sedang merawat lukanya, merasa diperhatikan jibyung menatap onew juga. 
 "jibyunggie..... Gomawo atas segalanya. Karena kau kasus pertama bisa selesai, memang sebenarnya tak ada perkelahian. Sampai sekarang kau juga masih mau membantuku mencari penyebar narkoba, sungguh. Terima kasih asistenku" tawa onew menunjukkan deretan giginya yang putih.


 "aku membantu memang karena mau. Apalagi kau membagi uangnya denganku, karena mu juga aku berhenti dari pekerjaanku. Gomawo" jibyung terduduk disebelah onew ikut tersenyum.


 "tentu! Aku tak suka karena aku dipukuli terus kau jadi dicium beberapa namja gak jelas supaya mereka tak memukuli aku lagi! Dan terlebih aku tak suka kau bekerja di tempat seperti itu. Dan Lagi.... Alasanmu bekerja di klub malam apa? Itu tempat yang tak baik. Untung tak ketahuan sekolah" akhirnya onew mempertanyakan apa yang dipenasarankan dalam hatinya. 


 "suatu saat, kau akan mendengar alasannya dari mulutku langsung. Sekarang alasan dari pertanyaan itu tak bisa kuceritakan. Sebaiknya pertanyaan lain dulu" jibyung membereskan kotak obat yang ia keluarkan. 


 Waktu itu, onew dipukuli oleh beberapa orang saat di klub malam. Karena ia tak sengaja menumpahkan minum orang itu. Walau sudah minta maaf, orang itu tak mau memaafkannya. Lalu jibyung berlari ke arah onew melindunginya, ia meminta untuk berhenti memukul onew. 
Ketua geng itu sedang mabuk dan akhirnya ia meminta anak buahnya berhenti memukuli onew tapi jibyung jadi korbannya. Jibyung dirangkul dan diajak menemaninya minum. 


 Hal itu sudah 3kali terulang, dan alasannya berbeda. Kalau pertama karena menumpahkan minum yang kedua adalah menginjak sepatu, ketiga adalah menabrak orang itu, tentu pada orang yang berbeda setiap masalahnya. dan terakhir dan baru saja dialami kemarin untuk kasus narkoba, ia terlalu banyak tanya dan mau tahu hingga dicurigai. 


Makanya ia berkelahi tapi sayangnya onew kalah jumlah. Tapi ia berhasil kabur bersama jibyung. Untungnya juga, kali ini jibyung tak perlu lagi jadi korban pengganti onew.


 "yalah, intinya kau sudah berhenti kerja. Sekali lagi, jibyunggie, gomawo atas bantuanmu" onew mengecup singkat dahi jibyung dan membuat gadis itu sedikit tersontak kaget. 


 "sudah berapa kali kau berciuman dengan namja gak jelas seperti itu? Kali ini tidak lagi, tak boleh ya. Kau hanya boleh melakukannya dengan calon suamimu" onew mengatakannya dengan enteng. Lalu ia bangkit berdiri. "kau yeoja yang baik, tak boleh seperti itu" 


 Jibyung juga ikut berdiri di sebelah onew, "nde sunbae, aku akan nurut apa katamu" 


 Sejak berteman dengan onew, sifat dingin jibyung sedikit menjadi lembek. Ia jadi lebih membuka perasaanya pada siapapun dan lebih mudah di dekati daripada dulu. Apakah onew itu malaikat hidupnya? Karena secara tak langsung ialah yang membuatnya jadi seperti ini.


 -----------------


 Dengan rambut yang sedikit teracak, seorang yeoja dari sekolah lain sedang menunggu di depan gerbang sekolah Samdonghoon 
Semata-mata ia lakukan karena ingin bertemu dengan mantan kekasihnya. "jung baekhee, kenapa kau bisa ada disini?" minho bertanya pada yeoja itu "oppa! Aku kangen..... Salah ya memangnya mengunjungi teman kalau kangen? Kan sudah lama kita tak bertemu, aku tak bisa menghubungimu, kau mengganti nomor?" ujar bakhee dengan manja sambil memeluk lengan minho melepas kekangenannya. 


 Kata teman yang diucapkan baekhee menancap sedalam-dalamnya di hati minho. Sungguh, walau sudah berstatus mantan. Tapi tetap saja, perasaan tentu masih ada dan tak mudah diganti.


 "ahh nde.... Hapeku hilang dan aku sudah menggantinya. maaf lupa memberitahumu" walau ia ingin mengacuhkan baekhee tapi sulit sekali rasanya, mulutnya menjadi manis dengan sendirinya. Key datang menghampiri minho dan baekhee, "ya! Minho! Kau mau membuat tunanganmu menunggu lagi? Bukankah kau sudah janji tak mau membuat ia menunggu lagi? Sana cepat!" 


 "anyyeong key sunbae, lama tak bertemu" baekhee mengucap salam pada key, tapi key acuhkan begitu saja. Ia lebih suka minho bersama jiho, sengaja ia mengatakan kata-kata tunangan setidaknya agar baekhee sadar kalau minho sudah bertunangan.


 "aku pulang dulu, nanti akan kuberitahu nomor telepon ku yang baru" minho segera mengajak key pergi agar baekhee tidak merasa ditekan oleh rasa tidak suka yang dikeluarkan key. 


 Baekhee cemberut dengan sikap minho, apakah secepat itu dia berubah menjadi dingin? Akhirnya baekhee pulang, setidaknya saat bisa bertemu sebentar tadi sudah mengobati rasa rindunya. 


 ".......? Siapa itu? Kenapa ia memeluk lengan minho dengan mudahnya?" ucap jiho di dalam hati. Ia melihat apa yang minho lakukan di gerbang sekolah melalui jendela saat mencari minho, bukankah sudah jadi kebiasaan mereka untuk pulang bersama? 


 Saat di mobil dan di rumah, tidak ada pembicaraan yang keluar. Jiho terlalu takut untuk bertanya dengan minho. Dan minho juga sibuk dengan pikirannya karena baekhee datang ke sekolahnya. 


 "minho yaaa..... Yeoja itu siapa? Kenapa ia memeluk lenganmu? Kita saja belum bergandengan tangan sekalipun" lagi-lagi jiho ingin bertanya tapi ia lebih memilih berkata dalam hati.


 ---------
To be continued 
Wait for another option <3 


 Gimana? Udah tambah panjang lho ;) Ada yang gak ngerti? Intinya disini onew dpt kasus baru dan kasus barunya itu menemukan penyebar narkoba. Jibyung juga udah berhenti dari kerjaannya. Sekarang dia murni anak SMA biasa. Dan pliss deh. Bingung selanjutnya mau gimana kalau gak ada masukkan dari kalian yang dah baca. So... Dont be silent pliss! Sampai jumpa di part selanjut na *poppo

Your Reply