No Comments
Option for Love [Part 2]
.
Judul: Option For Love [Part 2]
Author: SweetLemon & Jeje's
Genre: Romance, School Life, Friendship.
Rating: PG15
Length: series
Main Cast:
Choi Minho (Shinee)
Lee Jinki as onew (Shinee)
Choi Jiho
Lee Jibyung
Other cast:
Temukan sendiri
Anyyeong :)
I'm back!! *joget*
Membereuduellllllllll~ kali ini bakal mulai muncul konflik yang disertai sisi romantisnya ({}) penasaran? Jangan ampe pusing ya bacanya TT______TT
Keep reading!! Cekidot~
~Option Love~
--------------------------------------
Kau mencintaiku? Lalu kenapa kau mempermainkan cinta?
Apa bagimu cinta hanya untuk main? Kau lucu sekali.
................................
Previous part:
15 menit waktu yang diperlukan jiho untuk menunggu minho. "apa yang kau lakukan disana?"
"hanya menyerahkan berkas kepada anak buah ayah"
"apa kau nanti akan jadi pewaris perusahaan?"
>>>>>> part 2
"menurutmu? Apakah aku bisa jadi pewaris?"
"ye, kau pasti bisa" jiho tersenyum menanggapi lalu bersandar kembali ke tempat duduknya. Matanya lurus menatap ke depan sedangkan minho sedikit kaget dengan jawaban jiho, jiho bisa menjawab seperti itu ketika dia sudah dibuat kesal apalagi dengan keyakinan terlihat dari sudut matanya, apakah benar jiho sudah mengenal minho dengan baik? Padahal mereka baru saja bertemu bukan?
-------------
Seorang pria duduk terbangun matanya masih menyesuaikan cahaya yang berada di kamarnya, sudah jam berapa ini? Ohh ternyata tidak sesiang yang ia kira, saat semua nyawanya sudah terkumpul bangkitlah ia dari tempatnya bermalam untuk membersihkan diri. Dinyalakannya shower hingga membasahi tubuhnya dari ujung rambut sampai kaki, menikmati setiap butir sentuhan air yang mengalir di tubuhnya.
Masih dengan berbalut handuk ia pergi ke dapur untuk meminum susu yang diambilnya dari lemari pendingin, sambil menyalakan tv untuk mendengar berita apa hari ini. Di atas mejanya sudah ada surat. Segera dibacanya surat itu 'to lee jinki my beloved onew' ia tersenyum membaca surat itu, dari cara penyampaiannya sudah tahu siapa pengirim surat itu.
'appa dan eomma pergi keluar kota selama beberapa hari lagi, kami sudah menaruh uang untukmu di tempat biasa, jangan nakal dan makan yang teratur, ya! Jangan lupa belajar juga. Dr eomma mu tersayang'
Tersayang? Tentu saja onew sayang pada kedua orang tuanya walau ia sering sendiri dirumah karena orang tua mereka sering dinas keluar kota tapi tidak jarang juga orang tuanya pulang kerumah untuk menghabiskan waktu dengannya.
Hari ini ia akan datang ke kantor polisi sambil menaiki sedan hyundainya yang berwarna biru menyala, untuk apa? Hey, dia anak yang baik apa kalian berpikir ia akan datang untuk ditangkap? Tentu tidak, ia punya project yang akan dilakukannya disana. Membantu polisi menyelidiki kasus, singkat kata dia akan menjadi semi-polisi. Mengapa anak SMA seperti dia dapat melakukan hal seperti itu di umur yang masih belia?
Sudah disebutkan sebelumnya, ini project. Tepatnya project yang di luncurkan badan pengadilan untuk menyelesaikan suatu kasus, bukan kasus berat oleh karena itu yang ditugaskan adalah para siswa siswi. Mengapa? Ini bertujuan untuk orang yang berminat tekun di bagian hukum sebagai program pelatihan kepolisian, belajar hidup di lingkungan kejahatan kriminal politik dll. Tapi tentu tidak seberat kasus yang ditemui berita tv.
Setiap sekolah mengirimkan perwakilannya untuk menyelidiki suatu kasus, ini termasuk ajang persaingan antar sekolah yang tidak diselenggarakan, pemenangnya akan diberikan hadiah atau setidaknya gelar dan masuk koran sedangkan sekolahnya akan dicap sebagai sekolah berstatus mempunyai kualitas terbaik karena siswanya di umur yang muda sudah dapat menyelesaikan kasus. Dan tentu saja project ini menjadi tanggung jawab hukum dan mereka yang ikut akan mendapat perlindungan.
Onew bukanlah anak yang pintar tapi bukan berarti dia bodoh juga, ia hanya suka mencoba melakukan sesuatu yang baru apalagi dia dikenal sebagai anak yang bertanggung jawab oleh karena itu ia terpilih menjadi wakil dari 3anak yang lain untuk ikut dalam project tersebut. Ia tertarik untuk mencobanya, siapa tahu ia akan berhasil bukan? Dengan rambutnya yang berwarna coklat saat diterpa cahaya matahari dengan percaya diri ia memasuki kantor polisi tersebut.
"di hondongae, kalian sudah tau daerah apa itu saat malamnya. Dicurigai sering terjadinya perkelahian antar pelajar. Minuman keras, dan sesuatu di bawah umur. Tidak diketahui benar ini sering terjadi atau tidak, saya ingin kalian menyelidikinya dan menyelesaikannya. Tapi ini juga menjadi suatu pelajaran bagi kalian. Apakah hal itu baik apakah itu akan terjadi pada hidup kalian dan apa bahayanya kalau terjadi seperti itu, melihat secara langsung akan membuka mata kalian. Kalian yang dipilih untuk mewakilkan adalah spesial"
"Kalian punya hak istimewa sebagai semi-polisi, kalian boleh menahan, mendapat perlindungan dan diizinkan menyelidiki, mencari tahu lewat manapun kalau itu berhubungan dengan penyelesaian kasus tapi tidak untuk memakai senjata" ucap kepala bagian yang menyelenggarakan hal tersebut.
"baiklah aku akan mulai darimana ya kalau begini?" onew memperhatikan kertas yang dibagikan, berisi tentang sedikit informasi yang dapat membantunya, setidaknya memberi tahu ia harus mulai darimana.
"hey, hondongae. Kita coba tanya jibyung saja, anak seperti dia pasti sudah akrab dengan daerah itu bukan" ucap seorang yang seangkatan dan bersekolah di sekolah yang sama dengan onew. Berdiskusi dengan 2orang temannya.
"lee jibyung?" onew mulai berpikir di benaknya, mungkin ada benarnya juga ia bertanya padanya karena banyak yang berkata kalau ia sering berada di tempat yang tak jauh dari kata kekerasan dan dunia malam. Apalagi hondongae.
-------------
"Ish, sebenarnya kau ada berapa perusahaan? Aku sudah capek menunggu terus!" jiho memprotes minho, kalau dijumlah sudah 1jam lebih ia hanya menunggu minho utuk mengantarkan berkas ke perusahaan yang berbeda.
"kau hanya menunggu di dalam mobil, apa susahnya? Tidak lama juga kan? Hanya banyak saja" minho santai menanggapi wajah masam jiho.
Kali ini, ia tidak dibuat menunggu lagi. Mjnho mengajaknya untuk makan siang di cafe kecil dekat jalan raya.
"pesanlah yang kau suka, aku traktir" segera jiho mencamit buku menu. Melihat beberapa makanan yang tertulis untuk dipesan. Minho sibuk memainkan jarinya pada layar handphone.
Disaat makanan yang dipesan sudah datang, minho tetap memainkan jarinya. Jiho yang melihat terlihat sedikit kesal, segera ia mengambil handphone minho dari tangannya. "kau tak diajarkan untuk menghormati makanan? Sekarang makan dan jangan mainkan handphone dulu"
"aku tak ingin makan"
"tidak, aku sudah memesankannya untukmu jadi makan"
Minho mendecak kesal, ia memang lapar tapi tidak ingin makan. Tapi karena sudah --seenaknya-- dipesan oleh jiho ia pun ikut memakannya.
"kau itu, udah lama membuatku menunggu tidak minta maaf atau apapun. Kau sangat menyebalkan" rengut jiho sambil mengunyah makanannya.
"ya, aku sudah meminta maaf. Bukankah aku sudah bilang akan mentraktirmu?"
"aku tidak mau kalau minta maaf ditraktir makanan, aku mau kau mengajakku main, ingat untuk apa kau membangunkanku pagi-pagi sekali"
"ishh, kau bawel" minho melahap makanannya.
"aku yeoja, wajar. Tapi setidaknya aku tak memarahimu untuk dikatakan lebih bawel lagi"
Minho menyantap makanannya dengan sangat lahap, entah karena dia lapar atau memang dia kelaparan.
"tadi katanya tidak mau makan? Hey pabo, lihat mulutmu belepotan" jiho menunjuk nasi dan beberapa noda bumbu yang berada di mulutnya untuk mengarahkan minho kalau itu ada pada wajahnya.
"apakah kau anak kecil? Lucu sekali makan seperti itu" jiho tertawa melihat ekspresi minho seperti itu, padahal dia tampan dan playboy tapi cara makannya gawat sekali.
Setelah bersih mulutnya dan makanan habis mereka pergi untuk main. Tempat itu ramai dan harus menggunakan perahu untuk mencapainya. Benar, ada pulau diatas danau walau kecil dan tak besar tapi pemandangannya yang hijau patut untuk didatangi.
Banyak pasangan berbagai umur disana mulai dari tourist sampai penduduk yang memang datang untuk refreshing dari pekerjaannya di hari-hari yang berat. Lingkungannya seperti taman kota bedanya disini lebih banyak pohon dan lebih tinggi, seperti hutan dengan jalan setapaknya dan tentu disitu ada hewan yang dapat bersahabat dengan manusia.
"minho! Aku mau memberi makan burung itu" jiho menarik lengan minho dengan antusias.
"minho! Lihat! Ia makan dari tanganku!" seekor burung gereja sedang bertengger dengan manisnya dan memakan biji dari telapak tangan jiho. Sungguh jiho terpesona dengan burung itu selain matanya elok runcing dan hitam seperti itu ia memakan langsung dari tangannya. Dan hey? Siapa yang tak senang kalau biasanya burung terbang menjauhimu kali ini ia datang sendiri walau hanya untuk makan.
Minho hanya menggeleng kecil melihat tingkah jiho, mau dikatakan norak tapi itu wajar, berlebihan itu biasa. Sungguh, di mata minho, jiho seperti sama sekali tak bersalah tapi dihatinya ia aneh melihat yeoja ini.
"aku putus dari pacarku karena bertunangan denganmu"
*SRAKKkK
suara burung, dan benar itu kepakkan sayapnya. Ia pergi menjauhi tangan jiho dan kembali ke pohon untuk bertengger dan berkumpul bersama temannya.
"ohh begitu" jiho nampak begitu bersalah karena secara tak langsung ia telah merebut kekasih seseorang
"apakah seperti drama drama yang kau tonton dirumah?"
"tidak, ketibang drama, hidupku jauh lebih nyata dibanding itu, tapi indah dan sedihnya mungkin berbeda"
"kami sudah hampir satu tahun berhubungan, ketika aku memberitahunya tentang pertunangan ini ia mogok makan"
Jiho hanya bisa diam menanggapi cerita minho, ia bingung harus berkomentar seperti apa. Ia lebih memilih untuk menggigit bibir bawahnya sambil mendengar minho bicara.
"Tapi kemudian ia merelakannya, menurutnya aku dan dia mungkin belum berjodoh tapi sungguh cintanya padaku tak berubah dan aku pun begitu. Walau sekarang hanya sebatas teman tapi aku masih memikirkannya"
"nanti aku akan bicara pada appa untuk membatalkan pertunangan ini, kau tak perlu memikirkannya. Kembalilah padanya, itu takdirmu"
"mwo? Kau gila? Ini pilihan yang berat, kau pikir mudah untuk mengambil keputusan sesulit itu?"
"pada dasarnya kita memang saling tak mau ada pertunangan ini, kedua kita tak saling mencintai, dan kau masih sayang pada yeojachingumu. Sulit apanya? Ini memang sudah ditakdirkan begitu bukan?"
-------------
"kau meminta menemuiku disini untuk mencari informasi dariku atau memang mau memanfaatkanku karena statusku yang disandang gadis tak baik untuk menyelesaikan kasusmu agar cepat selesai?" tikam jibyung pada setiap katanya yang ia lontarkan pada onew
"hey, kita baru bertemu dan kau dongsaengku setidaknya berlakulah baik dan tidak berpikir negatif dulu. Aku baru saja menceritakan padamu tujuanku menemuimu" onew membalas perkataan jibyung padanya.
Jibyung melipat tangannya dan bersandar pada kursi cafe, ia menatap keluar jendela untuk mengalihkan perhatiannya. Tadi, tiba-tiba saja selulernya berbunyi karena mendapat panggilan dari nomor tak dikenal, ia mengangkatnya dan ternyata itu adalah onew sunbaenya disekolah. Ia meminta bertemu di salah satu cefe yang tidak jauh dari jaraknya ia sekarang maupun jibyung.
Setelah mereka bertemu, onew menawarkan untuk memesan minuman dan jibyung memesan shake. Dikarenakan cuacanya yang panas ia juga ingin minum yang manis dan segar dengan es krim diatasnya. Sambil menyeruput lattenya, onew menjelaskan cara ia mendapat nomor telepon jibyung dan alasan megapa ia meminta untuk menemuinya.
Mulai dari cara ia terpilih untuk ikut project, alasannya dan....
"aku butuh bantuanmu untuk menyelesaikannya" tegas onew.
"kau tak meminta bantuan, kau sama dengan temanmu yang ikut project. Kau hanya mau menggali beberapa informasi, dari caramu mendapat nomor hapeku saja sudah diketahui kau tak ingin yang lain tahu kalau kau sudah duluan menemuiku untuk minta bantuankan? Hah! Lucu sekali, dari buku telpon sekolah. Sekalian saja komputer polisi"
"ya, semuanya memang benar. Aku tidak meminta nomor pada mereka karena aku tak mau diketahui mereka kalau aku juga minta bantuan padamu. Dan menurutku, yang bisa membantu hanyalah kau, tidak bisa dengan menjadi mata-mata. Aku akan dicurigai sebagai orang baru yang mau tahu padahal belum dapat apa-apa tapi sudah ketahuan"
"sunbae, kau sangat pintar atau harus kusebut si pintar nan licik?" jibyung tersenyum tipis setelah akhirnya mengetahui alasan onew.
"aku akan ikut denganmu dalam semua aktifitasmu, anggap saja kau mengajak orang baru untuk ikut dalam kegiatanmu" biasanya wajah onew terlihat baik dan polos tapi dalam hal tertentu ia menjadi serius seperti sekarang.
Jibyung menghabiskan shakenya, lalu bangkit berdiri "aku tak mau beradu mulut denganmu lagi, aku juga tak membantumu. Lakukan sesukamu untuk mengikutiku tapi aku tak bertanggung jawab kalau ada apa-apa yang menimpamu karena ikut denganku"
"oke, kalau begitu kita deal"
--------------
Pulang dari pulau berdaerah kwangju, sungguh. Suasana sangat mencekam, tak ada yang berbicara sama sekali walau hanya untuk batuk maupun berdumel ria sendiri.
"kalian sudah pulang? Bagaimana perjalanannya?" tanya ibu jiho.
"ibu, kakiku sakit. Aku tidak mau lagi pergi kesana" manja jiho pada ibunya semata-mata untuk menjauh dari minho.
"wae? Bukannya bagus kalau kau banyak menghabiskan waktumu dengan tunanganmu?" tapi pengharapan jiho berkata lain oleh ibunya.
Jiho mengacuhkan ibunya, ia segera meninggalkannya dan berjalan ke kamar, tapi baru sampai depan pintu saat mau menekan gagang pintu tangan jiho berhenti beraktifitas karena ditarik minho.
"tadi, kau yakin akan membatalkan pertunangan ini? Apakah ayahmu akan dengar?"
Jiho muak bersebelahan dengan minho, daripada harus menyakiti perasaannya ia lebih memilih menjauh. Begitulah jiho, hatinya terlalu baik.
"wae? Bukankah kau mau kembali pada yeojachingumu? Lagipula aku ragu kau punya yeojachingu, kau kan playboy. Atau kau berbohong supaya ini semua batal?"
Minho sangat marah dengan ucapan yang dikatakan jiho, terlihat matanya yang mengecil dan alisnya terjun dengan tajam menekan matanya. Ia menahan emosinya semampunya.
"kau tak perlu takut, dengan segera aku akan mengatakannya pada ayah, kau hanya perlu duduk diam mr.playboy"
Kejadian berulang kembali, minho mencium bibir jiho dengan kasar, memojokkannya pada dinding, menghimpitnya agar susah bernafas. Deru nafas menampar wajah masing-masing. Hati jiho berdegup dengan keras, ia memaksa untuk memejamkan matanya.
Tinggi saja sudah jauh berbeda, apalagi tenaga? Tak mampu jiho mendorong minho untuk menjauhinya, "sekali lagi, jika kau menghinaku lagi aku tak segan untuk berlaku lebih padamu dibanding ini" minho kembali mencium jiho setelah saling mengambil nafas saat berbicara tadi. kali ini lebih lembut dibanding yang tadi dan ada perasaan yang menyelimutinya.
Perlahan jiho membuka matanya, menatap minho. Pandangan mereka saling bertemu, dan jiho malu akan itu. Bibirnya yang basah telah menyentuh bibir jiho yang kecil sehingga berwarna kemerahan seperti itu.
"wae? Kau menikmatinya? Bukankah kau tadi seakan mau menjerit? Kenapa bersemu seperti itu?" ejek minho setelah melihat wajah jiho pasca usai menciumnya.
Jiho memukul dada minho dengan geram dan ia berlari masuk ke kamarnya bahkan menguncinya.
"beristirahatlah? Besok aku akan menjemputmu" teriak minho dari luar kamar.
"ya, kau sudah gila jiho, sudah gila. Minho menciummu dan kau diam saja, dan kau begini semua karena salah namja itu tapi kau diam saja. AAAAAAAA!!!!!" teriak jiho di dalam hatinya sambil mengacak rambutnya frustasi, sungguh ia seperti ingin gila karena namja bernama choi minho. Mau jadi apa sekolahnya besok? Sekali lagi karena namja bernama choi minho yang sambil tersenyum pulang menaiki mobilnya setelah pamit pulang pada ibu jiho tanpa ada rasa 'bersalah'
---------To be continued
Wait for another option <3
Sekali lagi!! Abal banget! Tapi tetep need saran dan kritik membangun! Kalian mau selanjutnya seperti apa? Comment aja ;)
Disini aja author pusing sendiri sama konfliknya, bisa kalian ngerti gak? Kalau gk ngerti baca ulang! (maksa nih -___-) keep RCL! Gomawo!
